Perjalananku Ke Wisata Alam Kali Biru

Awalnya dari melihat foto temen (Ci Evy!) yang bagus banget. Ternyata lokasinya ada di dekat kampung halamanku. Jadi dicetuskanlah misi untuk liburan akhir tahun ini: berfoto di Kali Biru!

Berikut adalah hal-hal penting yang perlu diperhatikan ketika berkunjung ke Kali Biru

1. Cara menuju ke sana bisa dengan google map atau waze.

Kali Biru ini terletak di Kulon Progo, Yogyakarta, Jawa Tengah. Jangan khawatir, Google Map & Waze sudah cukup akurat; meski sinyal yang paling kuat di daerah sana adalah operator telkomsel (maaf, bukan iklan). Petunjuk jalan menuju ke Kali Biru juga cukup jelas.

2. Pakai mobil yang sehat & sopir yang terampil.

1483141800519Jalanan di daerah Kali Biru banyak yang tidak rata, bergelombang, dan berlubang. Semakin ke atas, jalannya akan semakin berkelok-kelok dengan tikungan tajam dan tanjakan + turunan yang tajam. Jika mobilnya sehat dan sopirnya terampil, sebenarnya tidak ada masalah, pasti bisa sampai. Tetapi jika mau lebih nyaman, bisa sewa jeep yang banyak tersedia begitu mendekati pusat wisatanya. Tinggal duduk manis dan bayar Rp. 40.000,00/ orang sudah pergi-pulang. Ada sekitar 3 tempat yang menyediakan jasa jeep atau ojek.  Dari parkiran mobil/jeep ke pintu masuk jalannya tinggi (tanpa tangga), lumayan buat kaki pegal. Ada sih ojek yang bisa disewa nganterin ke atas dengan biaya Rp 20.000,00.

 

3. Berangkat pagi-pagi

Sempat “mission failed” di hari pertama karena berangkat kesiangan. Aku berangkat dengan mobil pribadi dari Solo 7.30, kena macet parah di Prambanan karena harus jemput saudara dulu di Bantul. Solo-Jogja yang biasanya cuma 1,5 jam; hari itu sampai 3 jam karena musim liburan. Akhirnya begitu sampai di sana Pk. 13.00, di tengah perjalanan dengan jeep, kami mendapatkan informasi bahwa spot foto sudah ditutup (karena antrian sudah sangat banyak).

Belajar dari kegagalan di hari pertama, akhirnya besok pagi kami mengulang kembali, berangkat dari Solo Pk. 05.00 WIB dengan rute yang sama dan sampai di Kali Biru Pk. 09.00 WIB. Sayangnya…… hujan deras mengguyur semenjak dari Solo. Kondisi cuaca di Kali Biru tidak baik, gerimis & kabut tebal; sehingga petugas pun belum membuka spot foto karena berbahaya untuk keamanan jiwa. Kami memilih menunggu di warung dekat pintu masuk, dari makan indomie, ngopi, main kartu sambil menikmati hawa dingin & kabut.

4. Siap siaga untuk daftar ke petugas spot foto (bisa booking via telephone).

Pk. 12.00 WIB kabut sudah menghilang, tapi hujan masih rintik-rintik. Kami memutuskan untuk masuk mendekati spot yang kami inginkan. Hampir putus-asa dan mau pulang karena spot foto belum dibuka, tapi kami memutuskan mampir lagi di warung dekat spot bundar. Ibu yang punya warung Sido Mampir ini baik sekali, tahu kalau kami masih awam, dia menyarankan agar kami mencari petugas tiket spot foto untuk mendaftarkan nama terlebih dahulu. Dia juga menunjukkan di mana petugasnya sedang nongkrong. Berkat tips ibu warung ini, kami berhasil dapat giliran pertama di spot bundar! yeah!

1483141820611.jpg

Proses fotonya: daftar nama & jumlah orang yang mau foto, beli tiket foto, berfoto, lalu kita dibantu petugas lainnya untuk memilih foto yang mau diambil dengan menggunakan laptop. Mereka akan transfer hasilnya ke smartphone atau flashdisc (jika kita bawa). Mau foto sendiri pun bisa, tapi lebih baik gunakan jasa di tempat karena mereka sudah terbiasa untuk atur cahaya, termasuk gaya kita biar ga kikuk, hahaha..

Tiket masuk ke Kali Biru Rp. 10.000,00/ orang. Belum termasuk biaya untuk spot foto (tiap spot harus bayar lagi sekitar Rp 10.000-35.000 untuk flying fox); dan jasa foto (tiap foto yang diambil kena Rp. 5000, 00; minimal tiap orang ambil 4, bisa juga dapat diskon jika ambil semuanya).

img_0137

Spot foto yang ada di Kali Biru ada 5 buah. Tipsnya, waktu awal segera daftarkan nama di semua spot yang diinginkan (jangan nunggu spot 1 baru ke spot lainnya untuk antri). Beberapa spot banyak yang mirip (ada pohonnya), yang cuma ada 1 adalah spot love (for couple), spot bundar, dan spot panggung (untuk group). Waktu antri sempat diberi informasi bahwa kalau ada yang booking datang, maka nomor yang ini akan digeser. Rupanya bisa juga booking lewat telephone dulu baru datang! Tapi jika tidak mau booking pun, pakai caraku di atas juga cukup mujarab. Lincah.

16-12-31-06-16-39-232_deco

5. Pakai pakaian & alas kaki yang nyaman

Dari namanya “wisata alam” saja seharusnya semua sudah tahu ya.. Jangan memakai pakaian dan alas kaki yang tidak cocok untuk naik-naik (ada juga kemarin yang pakai rok atau pakai heels.. mau fashion show, mbak? haha). Siap-siap alas kakinya kotor juga kalau lagi musim hujan seperti sekarang. Untuk orang yang takut ketinggian tidak cocok buat berfoto di sini, walaupun semuanya aman. Tali pengaman yang digunakan juga sudah standard (konon kalau dulu masih pakai tali buat kambing, haha). Cuma mungkin waktu nak-turun tangga ke spot-nya yang bikin kaki gemeteran. Cuaca mendung ada plus-minusnya. Plusnya kita nggak silau kepanasan kena matahari, minus-nya warna langitnya jadi kurang bagus.

5. Jangan khawatir untuk akomodasi

Seperti yang sudah kusebutkan di atas, Kali Biru menyediakan banyak warung makan; ada mie, nasi pecel, dll. Jadi jangan khawatir kelaparan (atau kehausan). Untuk toiletnya masih toilet jongkok, tapi kebersihannya cukup baik dan airnya bersih. Di Kali Biru juga tersedia rumah-rumahan kecil yang bisa disewa untuk bermalam.

dsc_1187

Demikian cerita perjalananku ke Wisata Alam Kali Biru, berikut dengan tips sederhana yang sekiranya bisa membantu kalian berkunjung ke sana. Secara keseluruhan, Wisata Alam Kali Biru ini dikelola dengan cukup baik, pemandangan alamnya luar biasa indah (aku saja masih mau kalau diajak ke sana lagi), sehingga patut menjadi destinasi wisata unggulan di Kulon Progo. Oh ya, wisata alam ini tidak cocok untuk bayi & anak-anak (demi keselamatan mereka), orang lanjut usia, orang takut ketinggian, dan orang yang punya masalah kesehatan kaki. @ristiirawan

15 Menit di Kawah Putih

Pertama kali saya melihat Kawah Putih adalah di film “Heart” yang diperankan oleh Acha Septriasa, Irwansyah, dan Nirina Zubir, rilis di tahun 2006. Jadul banget kan?! Sejak saat itu, pengen banget bisa melihat tempat itu dengan mata-kepala sendiri. Bukan karena filmnya bagus atau adegannya romantis sih.. Tapi lebih karena terkagum-kagum: “kok bisa ada tempat sebagus itu”. Kalau belum menginjakkan kaki sendiri ke sana, nggak puas rasanya cuma lihat dari foto-foto indah tersebut.

2014-06-08 14.13.44

Berangkat dari Bandung, karena semalam sebelumnya saya menghadiri Parahyangan Classical Festival karena Grenadilla Clarinet Quartet (yang dipimpin suami saya) tampil. Berangkatnya sekitar Pk.09.30 WIB dengan mobil pribadi dan bermodalkan hanya WAZE di gadget. Kebayang kan nekadnya? Apalagi ternyata jalan menuju Kawah Putih belum semuanya dapat terdeteksi oleh WAZE. Alhasil harus googling dulu, terus cari nama jalannya di WAZE (Pantang Menyerah!). Sempat salah googling jalan alternatif, di tengah-tengah baru nanya sama penduduk sekitar, tapi untungnya waktu itu jalannya tinggal terus saja (Jalan Soreang). Perjalanannya lumayan jauh, tapi karena kami santai, jadi sempat mampir sebentar untuk menikmati nasi padang di warung pinggir jalan.

 

Grenadilla Clarinet Quartet
Grenadilla Clarinet Quartet

Jalan menuju Kawah Putih cukup sempit, sering beberapa kali banyak kendaraan dari lain arah terlalu menjorok ke tengah sehingga mobil kami harus minggir sampai keluar jalan (bahaya, bahaya!). Tapi berkat rahmat Tuhan, akhirnya kami bisa sampai di Kawah Putih dengan selamat! Katanya Kawah Putih itu dingin, jadi sudah siap-siap bawa jaket. Ketika turun dari mobil pun terasa angin dinginnya. Tapi tidak sedingin yang dikatakan orang-orang, mungkin karena pengunjung di hari minggu tersebut sangatlah banyak. Kalau mengikuti jalur mobil pribadi langsung ke dekat kawah, dikenakan tarif parkir 150.000 dan masih harus bayar tiket masuk 25.000. Kami memilih untuk parkir di bawah dan naik “ontang-anting”, karena gratis dan kami hanya perlu membayar tiket masuk perseorangan saja. Oh ya, di situ banyak orang yang jualan masker, dan memang harus pakai masker. Kalau nggak mau beli di situ, bisa beli dari rumah saja.

Papan Peringatan & Bapak2 Jual Masker
Papan Peringatan & Bapak2 Jual Masker

Kirain ontang-anting itu apa.. ternyata ontang-anting adalah nama angkutan umum! Angkutan ini sudah dimodifikasi, satu sisi atau kadang dua sisinya terbuka seperti di safari. Jadi kita bisa terkena tiupan angin sejuk sepanjang perjalanan. Sopir angkutan yang waktu berangkat adalah seorang bapak yang sepertinya punya obsesi terpendam ikut Fast & Furious. Gas pol, rem pol…! Itu slogan si Bapak ini. Karena dia sudah senior dan kerjaan setiap harinya menyopiri angkutan ini, sepertinya dia sudah hafal betul kapan harus oper perseneling. Sambil tutup mata saja mungkin dia bisa. Si bapak sih santai saja nyopirnya, tapi yang penumpang pada deg-degan, sambil doa dalam hati, dan ketawa bodoh karena rasanya seperti naik wahana roller-coaster.

Keramaian Kawah Putih & "Ontang-Anting"
Keramaian Kawah Putih & Angkuta “Ontang-Anting”

Sesampainya di pusat kawah, ada beberapa tangga yang harus dilalui, tapi nggak banyak. Ada tulisan peringatan juga sebelum kita masuk area kawah, dan petugas sudah terus memperingatkan untuk pakai masker. Bahkan para petugas terus mengingatkan bahwa waktu yang diperbolehkan berada di pusat kawah hanyalah 15 menit. Tetapi jika sebelum 15 menit kita sudah merasa tenggorokan kering atau pusing, kita harus langsung menjauh dari pusat kawah. Kalau sudah sesak nafas, harus menuju ke mobil pertolongan yang ada. Wow, terdengar cukup menyeramkan (Jadi.. tak seindah yang ada di film).

2014-06-08 14.05.25

Begitu sampai di pusat kawah, rasanya seperti tiba di planet lain. Tanahnya berwarna putih (karena kapur), tanaman-tanamannya ada yang gundul, tapi ada juga yang berwarna hijau. Yang paling indah adalah danau tersebut berwarna biru muda, dikeliling oleh pegunungan hijau, sinar matahari menyinari langsung. OH MY GOD… IT’S BEAUTIFUL! Cantiknya Alam Indonesia! Kalau di film tampaknya dingin, kali ini Kawah Putih tidak terasa dingin. Mungkin karena waktu itu Pk.14.00 dan banyak orang, sehingga hawanya cenderung hangat. Apalagi ditambah belerang, yang selain hangat, baunya juga cukup menyengat. Untungnya masker tersebut membantu banyak, karena bau belerangnya jadi tidak terlalu tercium. Setelah sekitar 15 menit berada di pusat kawah, memang tenggorokan mulai terasa kering, sehingga mau tidak mau harus segera meninggalkan pusat kawah tersebut. Tetapi dengan waktu yang singkat tersebut, mata ini sudah cukup dimanjakan. Perjalanan jauh yang ditempuh menjadi sepadan dengan keindahan alam Kawah Putih.

2014-06-08 14.06.37

Tips ke Kawah Putih:
1. Pastikan kendaraan & sopirnya cukup mahir
2. Bawa kaca mata hitam & topi (kalau nggak mau kebakar matahari boleh juga pakai sun-block).
3. Bawa masker
4. Air minum

Sepulang dari Kawah Putih, banyak kebun Strawberry yang bisa dikunjungi. Tapi saat itu kami tidak mengunjunginya, kami memilih untuk singgah di Taman Wisata Kelinci. Di situ kita bisa bermain di taman dengan banyak kelinci yang bisa diberi makan. 15.000 harga tiket masuk 1 orang, gratis 2 wortel. Selain bisa bermain kelinci, bisa juga makan dan minum dengan banyak pilihan.

@ristiirawan

Taman Wisata Kelinci
Taman Wisata Kelinci

*Semua foto yang ada di sini tidak menggunakan filter

My Trip To Tidung Island

My Trip To Tidung Island
SMI Alsut Go To Tidung Island
SMI Alsut Go To Tidung Island
Pulau Tidung adalah salah satu pulau yang paling terrkenal dari Kepulauan Seribu. Saya berangkat ke sana bersama teman-teman kantor untuk tour 2 hari 1 malam pada tanggal 27-28 Mei 2014. Dengan peserta 16 orang, kita cukup membayar 275ribu untuk paket wisatanya, sudah termasuk penginapan AC, makan 3x, snorkeling, sewa sepeda, BBQ. Kita pilih agen yang berangkat via Muara Angke karena itu yang murah. Kalau berangkat via Marina Ancol harus nambah 300-350ribu/orang. Tapi bedanya memang jauh, kalau lewat Muara Angke perjalanan di laut 3 jam, sementara dari Ancol hanya 1 jam. Jam 6 pagi kami sudah tiba di Muara Angke dan langsung naik kapal, tapi sayangnya, kapal masih menunggu penumpang lain sehingga kami baru berlayar jam 8. Kebayang kan bosannya menunggu? Apalagi laut di Muara Angke sangat kotor, banyak sampah-sampah, sehingga kurang sedap untuk dipandang.
Berikut beberapa tips yang mungkin berguna jika ada yang mau wisata ke Pulau Tidung:
1. Masker untuk di Muara Angke
Kalau Anda nggak tahan bau amis, yang satu ini wajib. Muara Angke jalanannya becek, kotor, dan so pasti baunya amis banget..
2. Sandal “layak pakai”
Berhubung jalanan dari Muara Angke sampai Pulau Tidung itu idntik dengan becek, kotor, dan nggak mulus, lebih baik pakai sandal dari bahan plastik, nyaman dipake, dan nggak takut kotor.
3. Botol air minum
Di Muara Angke nggak ada toilet yang bersih! Apalagi pas waktu itu, airnya lagi mati. Haduh… untung bawa air minum & tissue basah. Selain itu, perjalanan 3 jam di kapal maupun wisata ke mana saja, pasti bikin haus. Jangan sampai dehidrasi.
4. Obat anti mabuk, kipas, tas.
Perjalanannya 3 jam di atas kapal. Jadi buat yang nggak tahan mabuk, minum deh antimo. Terus tas kita yang gedhe juga bisa berfungsi buat bantal kalau pengen tidur di kapal. Kipas buat kipas-kipas saking panasnya. Oh ya, karena sekarang era digital, so pastikan gadget bisa jadi hiburan di atas kapal (sedia powerbank!)
5. Kantong Sampah
Sayang banget. laut kita itu banyak kotorannya, seperti plastik, bungkus makanan, botol minum, dsb. Usahakan sampah-sampah kita masukin kantong dan buang di tempat sampah begitu sampai darat. Kalau ditinggal di kapal, percuma, pasti dibuangin ke laut juga. Karena saya lihat sendiri, sudah ngumpulin sampah di 1 kantong, ehhhh.. ternyata sama mas-mas tukang kapalnya pas bersihin tetep dibuang ke laut. Haduh… heran deh. Mereka kan cari kerja di situ juga, kenapa nggak mencegah lautnya jadi kotor? Para turis juga harus mawas diri, ngakunya pecinta alam, harus bisa menjaga kebersihan alam dong?
Kondisi Di Atas Kapal
Kondisi Di Atas Kapal
6. Sunblock
Yang satu ini pasti wajar banget buat yang mau liburan ke laut. Kalau nggak pakai sunblock, siap-siap saja kulitnya kebakar.
7. Pakaian ekstra
Jangan ngirit pakaian! Karena bakal basah-basahan di sana, lebih baik bawa pakaian ekstra. Meskipun niat awal nggak mau basah, begitu lihat laut, pasti nggak tahan buat nggak mainan air! Kalau cuma travelling biasa bawa 3 pasang, kali ini bawa saja 5 pasang.
8. P3K & Cuka
Obat yang perlu dibawa selain obat pribadi, adalah betadine, tensoplast, panadol, tolak angin, counterpain dan norit. Norit penting banget karena kita bakal makan macam-macam hidangan laut kan? Yang terakhir, bawa cuka untuk mengobati kalau kena bulu babi. Bulu babi konon hanya bisa lepas kalau dikasi cuka. Untung selama perjalanan kemarin, nggak ada yang kena bulu babi, karena memang sedang nggak musim.
Processed with Moldiv
9. Bawa Jaket Anti Air
Waktu snorkeling, pasti tas dll kita tinggal, bahkan bawa baju ganti pun percuma karena nggak ada ruang ganti di atas kapal. Tapi supaya kita nggak pulang dengan pakain basah, mending kita siap jaket anti air buat dobelin baju kita. Karena kalau pakai baju biasa pun nanti basah, sayang bajunya. Menghindari masuk angin. Pastikan perut kita nggak kelaparan juga sebelum main air.
10. Manfaatkan Waktu
Manfaatkan waktu sebaik mungkin, semua wahana harus dicoba supaya merasakan liburan yang sesungguhnya. Snorkeling dsb itu wajib. Kemudian saat snorkeling, kalau waktu memungkinkan, kita bisa minta diangar ke-2 spot lainnya, yaitu pasir yang berwarna-warni & pulau yang bagus buat foto-foto. Jangan lupa lihat sunset-nya sambil makan otak-otak dan es kelapa. Saya melewatkan pasir warna-warni dan otak-otaknya karena terlalu lama leha-leha di penginapan, menyesal deh!
Sepeda Santai Setelah Snorkeling
Sepeda Santai Setelah Snorkeling
Secara keseluruhan, liburan ke Pulau Tidung 2 hari 1 malam saja sudah cukup menyenangkan. Bahkan bisa dibilang ini liburan termurah yang pernah saya dapatkan. Meskipun penginapannya kotor (tembok jamuran, sprei kusam, pasir di mana-mana, AC nggak dingin); makanannya nggak enak (kurang bumbu); sepedanya banyak yang reyot dan berkarat (kayuh sepeda saya sempat patah sebelah kirinya); BBQ sederhana (ikan & cumi yang nggak enak rasanya); tetapi dengan harga segitu sudah dapat semuanya, dipikir-pikir tetap itu murah sekali! Traveling is addictive! Jadi kecanduan pengen lagi liburan ke pulau! See my other photos at my Instagram or Facebook @ristiirawan
Photo Session Spot (di luar Pulau Tidung)
Photo Session Spot (di luar Pulau Tidung)